Usahakanmemilih warna yang tidak lebih dari dua tingkat lebih gelap atau terang dari warna rambut asli agar bisa mendapatkan warna rambut yang bisa menonjolkan warna kulit Anda. Selain pewarna dalam kemasan, ada juga bahan pewarna rambut alami seperti teh hitam, kopi, kunyit, dan beberapa lagi. 4. Minta bantuan penata rambut profesional
VENONDe-artistic Hair Treatment Coat New Sensation (Ungu) adalah vitamin rambut yang cocok untuk merawat kutikula rambut yang diwarnai dan rusak.Secara intensif mempertahankan warna rambut agar tidak mudah pudar serta memberi efek conditioning agar rambut yang sering diwarnai tidak mudah rusak (bercabang, kering, kusam).
Zataditif yang digunakan untuk memberiwarna makanan adalah. A. 1 dan 3 B. 2 dan 4 C. 1 dan 2 D. 3 dan 4 5. Perhatikan pernyataan berikut ini ! 1) lebih sehat untuk dikonsumsi. 2) memberikan aroma/rasa yang tidak diiginkan 3) warnanya mudah pudar 4) macam warnanya terbatas Kelemahan penggunaan pewarna alami adalah . A. 1, 2, dan 3
Pastaindigo perlu diolah menjadi zat warna Indigo sebelum digunakan: Larutkan 1 kg pasta indigo dalam ± 10 liter air. Saring dan buang residunya. Tambahkan ½ kg gula jawa cair dan satu genggam tunjung dan dicairkan. Tambahkan 1 liter air kapur baru. Aduk secukupnya sampai tercampur semua. Diamkan dan tutup selama ± 24 jam.
Untukmenjaga supaya produk mempunyai warna yang sama, digunakanlah pewarna. Bahan pewarna dalam makanan dibagi menjadi dua yaitu : a. Bahan pewarna alami. Bahan pewarna alami banyak kita temukan di alam. Pada umumnya, bahan pewarna tersebut diperoleh dari jenis tumbuhan dan aman bagi kesehatan. Di bawah ini merupakan beberapa contoh bahan
Sebelumdilakukan pencelupan dengan larutan zat warna alam pada kain katun dan sutera perlu dilakukan beberapa proses persiapan sebagai berikut : Oleh karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis penggunaannya. Sebutkan Salah Satu Kendala Pewarnaan Tekstil Menggunakan Zat Warna Alam – Coba Sebutkan Tekstil t radisional indonesia pada zaman
Agarpakaian awet dan warnanya tidak pudar, Anda perlu melakukan perawatan lebih dari sekadar mencucinya dengan deterjen. Gunakan juga pelembut dan pewangi pakaian Molto Ultra Care setiap kali Anda mencuci pakaian. Teknologi ultra care pada Molto membuat pakaian ekstra lembut, wangi sepanjang hari, dan warnanya tetap cerah.
Tidak mudah pudar (meski sering keramas) Mengatasi perawatan rambut bermasalah : -Kulit akar tanaman mengkudu mengandung zat pewarna (merah), yang diberi nama moridon dan morindin. NUTRISI ALAMI - Solusi agar tubuh sehat GMP - NUTRI Dep.Kes RI. No.P-IRT.215331301181
TYjk1. Skip to content Beranda / Gaya Hidup / Kulit dan Kecantikan / 5 Cara Agar Rambut yang Anda Warnai Tidak Pudar 5 Cara Agar Rambut yang Anda Warnai Tidak Pudar Sesekali, mewarnai rambut bisa dipilih agar penampilan Anda tidak membosankan. Apakah mau mewarnainya dengan warna merah, biru, kuning, bebas. Tetapi, kadang, yang menyebalkan dari itu adalah, warna rambut kerap tidak tahan lama, alias mudah sekali pudar. Anda pasti perlu tips untuk itu, kan? Kami akan dari Discover Good Nutrition, ada 5 tips yang dapat Anda lakukan untuk menjaga cat rambut yang diaplikasikan agar tidak mudah pudar. Apa sajakah? Berikut ulasannya! 1. Hindari Keramas Setelah Mewarnai Rambut Setelah mewarnai rambut, untuk menjaga warnanya tetap awet, tidak mudah pudar adalah jangan dulu mencucinya setelah melakukan pewarnaan. Berapa lama? Menurut Discover Good Nutrition, selama yang Anda bisa. Tunggu sampai beberapa lama sampai zat pewarna dapat menempel sempurna pada rambut. Mencucinya, terlebih menggunakan air hangat bisa membuat warna rambut cepat pudar. 2. Pilih Shampo yang Tepat Pilihan shampoo yang tepat dapat membantu Anda mempertahankan warna rambut setelah pewarnaan bertahan agak lama. Pilihlah shampoo dan kondisioner yang bebas sulfat dan lembut. Hindari keramas yang terlalu sering. Untuk alternatifnya, Anda bisa menggunakan dry shampoo berbentuk spray. Shampoo tersebut juga dapat membantu menyerap minyak berlebih pada rambut dan membuat rambut tetap wangi. 3. Lindungi Rambut Anda dari Panas Mewarnai rambut dengan warna-warna cerah, akan percuma jika Anda tidak hati-hati dalam merawatnya. Termasuk melindunginya dari panas yang berasal dari alat pengering rambut, alat pengeriting, rol, atau setrika rambut. Untuk menjaga warna pada rambut, pastikan rambut terhidrasi sepanjang hari. Pastikan rambut Anda tidak kering. 4. Hindari Sinar Matahari dan Air Kolam Renang Dua hal ini, ternyata bisa merusak pewarnaan rambut yang sudah Anda lakukan. Klorin, zat kimia yang umum terkandung dalam air kolam, juga sinar matahari, bisa membuat warna rambut cepat pudar. Bila sulit menghindarinya, Anda bisa menggunakan pelindung UV khusus rambut, juga menggunakan pelembap untuk rambut secara rutin. 5. Jangan Lupakan Warna Rambut yang Anda Pilih Terdengar tidak penting, namun sebaliknya, Anda perlu mengetahui bahwa zat pewarna, yang bila diaplikasikan kepada rambut, memiliki ketahanan yang berbeda-beda. Rata-rata, warna akan bertahan selama masa pencucian 1 hingga 2 kali saja. Bila rambut Anda diwarnai secara semi permanen, warna rambut tersebut bisa bertahan sampai 12 kali pencucian, bahkan untuk semi permanent, bisa bertahan sampai 20 kali pencucian. Mewarnai rambut agar tampilan terlihat lebih segar dan berbeda, sungguh pilihan. Tapi, jangan lupakan juga untuk merawatnya. Selamat mencoba! DokterSehat © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresLimbah sintetis zat kimia dari pewarnaan tekstil menjadi salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh masyarakat dan industri fesyen saat ini. peningkatan penggunaan pewarna sintetis menghasilkan limbah zat kimia berbahaya karena merupakan limbah yang paling sulit terurai pada pembuangan akhir yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sehingga beberapa industri fesyen mulai memanfaatkan ekstrak tumbuhan sebagai bahan utama penghasil warna tekstil dalam menciptakan produk fesyen. Bahan yang digunakan dalam proses pewarnaan adalah bahan alami sehingga dapat terurai dengan baik pada pembuangan akhir. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui kegiatan kuisioner dan observasi lingkungan dan masyarakat melalui studi literatur. Tujuan dari penelitian ini bermaksud untuk mengetahui proses pewarnaan alami yang diterapkan dalam produk fesyen. Dari hasil penelitian yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pewarna alam merupakan salah satu hal positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Didukung dengan semakin banyaknya industri fesyen yang mulai beralih menggunakan pewarna alam dalam produk yang mereka hasilkan, serta adanya nilai-nilai positif yang terkandung seperti nilai fungsional, estetika, serta nilai ramah lingkungan. sehingga hal ini mengingkatnya antusiasme serta ketertarikan masyarakat untuk dalam menggunakan busana casual dari pemanfaatan pewarna alami sebagai busana dalam kegiatan sehari-hari. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. JURNAL DA MODA Vol. 4 No 2 – Mei 2023 p-ISSN 2684-9798 Print, e-ISSN 2684-9801 Online Available Online at PEMANFAATAN PEWARNA ALAM DALAM MENGHASILKAN KARYA FESYEN Studi Kasus Produk Busana Casual Pria dan Wanita Komang Ayu Niken Permatasari1, Ni Putu Emilika Budi Lestari2 1Program Studi Desain Mode, Institut Desain dan Bisnis Bali 2Program Studi Desain Komunikasi Visual, Institut Desain dan Bisnis Bali e-mail nikenpermataas emilika Received Februari, 2023 Accepted April, 2023 Publish online Mei, 2023 Synthetic waste chemical substances from textile dyeing is one of the problems that society and the fashion industry are still facing. The increasing use of synthetic dyes produces hazardous chemical waste because it is the most difficult waste to decompose in final disposal, impacting environmental damage and public health. As a result, several fashion industries have begun to utilize plant extracts as the main ingredient for producing textile colors in creating fashion products. The materials used in the coloring process are natural, so they can decompose properly in final disposal. The type of research used is descriptive qualitative with data collection through questionnaire activities and community environmental observations through literature studies. The purpose of this research is to find out the natural coloring process that is applied to fashion products. From the research results, it can be concluded that using natural dyes is a positive thing for the environment and public health. Supported by the increasing number of fashion industries that are starting to switch to using natural dyes in the products they produce, as well as the positive values contained such as functional, aesthetic, and environmentally friendly values. This increases the enthusiasm and interest of the public to use casual clothing from the use of natural dyes as clothing in daily activities. Key words synthetic waste, utilization, natural dyes, casual wear, the fashion industry Limbah sintetis zat kimia dari pewarnaan tekstil menjadi salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh masyarakat dan industri fesyen saat ini. peningkatan penggunaan pewarna sintetis menghasilkan limbah zat kimia berbahaya karena merupakan limbah yang paling sulit terurai pada pembuangan akhir yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sehingga beberapa industri fesyen mulai memanfaatkan ekstrak tumbuhan sebagai bahan utama penghasil warna tekstil dalam menciptakan produk fesyen. Bahan yang digunakan dalam proses pewarnaan adalah bahan alami sehingga dapat terurai dengan baik pada pembuangan akhir. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui kegiatan kuisioner dan observasi lingkungan dan masyarakat melalui studi literatur. Tujuan dari penelitian ini bermaksud untuk mengetahui proses pewarnaan alami yang diterapkan dalam produk fesyen. Dari hasil penelitian yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pewarna alam merupakan salah satu hal positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Didukung dengan semakin banyaknya industri fesyen yang mulai beralih menggunakan pewarna alam dalam produk yang mereka hasilkan, serta adanya nilai-nilai positif yang terkandung seperti nilai fungsional, estetika, serta nilai ramah lingkungan. sehingga hal ini mengingkatnya antusiasme serta ketertarikan masyarakat untuk dalam menggunakan busana casual dari pemanfaatan pewarna alami sebagai busana dalam kegiatan sehari-hari. Kata Kunci limbah sintetis, pemanfaatan, pewarna alam, busana casual, industri fesyen PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah. Keanekaragaman hayati merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan sosial ekonomi dan kebudayaan manusia. Beberapa jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan untuk kesehatan serta bahan baku yang menunjang kehidupan manusia. Salah satunya adalah pemanfaatan pewarna alami yang dibuat dengan memanfaatkan sumber daya alam. Dalam kondisi ini, menuntut kita agar dapat mengeksploitasi dan mengeksplorasi sumber daya alam secara benar, salah satu sumber daya alam yang dapat digunakan adalah zat pewarna alam ZPA. Bagian-bagian tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan pewarna alami yaitu mulai dari kulit, daun, akar, buah, serta biji dari tumbuhan. Awalnya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna yang berasal dari bahan alam. Namun, seiring dengan perkembangan zaman ditemukannya zat pewarna sintetis sehingga penggunakan pewarna alam semakin terkikis atau sedikitnya penggunaan zat pewarna alam yang digunakan. zat warna alam sedikit ditinggalkan karena beberapa kendala, antara lain adalah sulitnya dalam mencari bahan, dan rumitnya proses pembuatan yang menghabiskan banyak waktu dan keterbatasan warna yang dihasilkan karena sebagian besar dari hasil pewarnaan zat alam mengeluarkan warna yang monoton, seperti warna biru dan coklat. selain itu, proses pewarnaan atau pencelupan dengan zat warna alam memerlukan waktu yang tergolong lebih banyak dilakukan pengulangan. Dimana hal ini juga berdampak dalam harga pasar yang diberikan kepada masyarakat. Busana yang paling banyak dihasilkan oleh industri fesyen dengan menggunakan pewarna sintetis salah satunya adalah busana casual baik pria maupun wanita. Jenis-jenis pakaian casual meliputi kaos, jeans, gaun, atasan, blus, rok dan lain-lain. Pada era sekarang, atau era milenial busana casual berkembang sangat pesat dikalangan masyarakat Busana casual merupakan busana yang sederhana, praktis, nyaman dipakai, serta memiliki ukuran yang longgar. Busana ini biasanya digunakan sehari-hari dalam kegiatan formal atau non-formal tetapi tetapi disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan [1]. Model dari busana casual bisa berupa rok, blus, kemeja, jaket, celana, atau dress. Pada sisi lain, menurut sarah sax, 2018 sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang, data produksi busana sedunia tercatat meningkat 2 kali lipat. Rata-rata konsumen membeli baju, celana, atau jaket lebih banyak 60 persen tiap tahun dibanding tahun-tahun awal di-abad 21 [2]. Menurut wibesite Ellen Macarthur Foundation dalam artikel fashion menyebutkan bahwa industri fesyen menghasilkan emisi gas lebih merusak dibanding gabungan industri pelayaran dan penerbangan. Jumlah limbah dari aktivitas pembuatan busana pria dan wanita seperti baju, celana, hingga sepatu diseluruh dunia semakin meningkat, seiring dengan banyaknya juga air bersih terbuang demi mengikuti tren fesyen [3]. Fenomena dari perkembangan industri fesyen yang sangat pesat tersebut terdapat banyaknya potensi dampak buruk yang dihasilkan. Yaitu banyaknya sektor industri fesyen menggunakan material atau bahan baku yang tidak ramah lingkungan. Salah satunya penggunaan zat warna sintesis yang berdampak buruk bagi kesehatan kulit dan hasil dari limbah zat pewarna sintesis dapat merusak lingkungan serta ekosistem alam. Menurut data Biro Pusat Statistik tahun 2000 bahwa kebutuhan zat pewarna baik untuk keperluan proses produksi maupun industri meningkat tiap tahunnya. Tingginya pemakaian zat pewarna pada kegiatan industri tertentu membawa dampak pada peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limbah cair yang dihasilkan Nugroho, 2005. Menurut Selvam 2003, sekitar jenis pewarna digunakan pada industri tekstil dan lebih dari 7x105 ton bahan pewarna yang diproduksi tiap tahunnya. Selama proses pewarnaan berlangsung, 10-15% dari zat warna tekstil yang digunakan akan terbuang bersama limbah [4] yang dimana limbah tersebut dapat merusak ekosistem yang berada pada lingkungan sekitar. Mukhlis 2011 menyebutkan bahwa zat pewarna alam selain aman dan ramah lingkungan juga lebih disukai oleh konsumen karena mempunyai warna-warna yang indah dan khas sehingga sulit ditiru oleh zat pewarna sintetis. Perwarna alami juga merupakan alternatif pewarna yang tidak beracun dan dapat diperbaharui renewable, dan mudah tergredasi dan ramah lingkungan Yernisa, dkk.,2013 [5]. Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai zat warna alam yaitu kulit, batang, daun, bunga, biji, akar, serta ranting dan juga getah dari tumbuhan. Zat warna alam ini juga didapatkan dari proses perebusan ekstrak pada bagian tanaman yang memiliki atau mengandung pigmen warna. Dengan menggunakan pewarna alam yang berasal dari tumbuhan dapat membantu mengurangi jumlah penggunaan zat kimia atau sintetis dan mampu menjaga kelestarian alam pada masa yang akan datang. Selain menjaga kelestarian alam, zat pewarna alam juga memberikan efek positif bagi kesehatan pada tubuh. Penggunaan dari zat pewarna alam ini juga dapat meningkatkan mutu dari produk fesyen yang dihasilkan. Oleh karena adanya permasalahan yang muncul, dalam penelitian ini lebih lanjut akan dikupas atau diteliti tentang pemanfaatan pewarnaan tekstil dalam menghasilkan karya fesyen dalam berbagai produk, salah satunya adalah produk busana casual pria dan wanita dimana dalam kasus ini setidaknya dapat meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan bahan-bahan atau busana dari pewarnaan alami sebagai media dari pembuatan busana yang digunakan dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan juga menjaga kesehatan dari paparan zat kimia yang berbahaya yang mampu menyebabkan penyakit pada kulit. METODE PENELITIAN Dari objek serta hasil yang akan dapatkan, jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan deskriptif kualitatif. Secara umum, deskriptif kualitatif adalah salah satu teknik atau metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif, dan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan insting dari penulis [6] . Jenis pengumpulan data ini menggunakan pengumpulan secara deskriptif kualitatif bermaksud untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai pemanfaatan pewarna alam pada karya fesyen pada studi kasus busana casual pria dan wanita serta dampak yang dihasilkan oleh industri fesyen. Selanjutnya dilakukan kegiatan pengumpulan data melalui kegiatan kuisioner serta observasi melalui kajian internet menggunakan studi literatur. Kegiatan pengumpulan data secara kuisioner dilakukan dengan cara menyebarkan pertanyaan kepada responden mengenai penggunaan pewarna alam dalam busana casual pria dan wanita serta tanggapan masyarakat terkait dengan pengunaan serta saran dan harapan bagi industri fesyen. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan memanfaatkan platform google form atau g-form sebagai platform dalam pengumpulan data penelitian. Kuisioner ditujukan kepada masyarakat pria dan wanita dengan usia rata-rata 18 tahun keatas yang gemar dalam fesyen dan memiliki ketertarikan pada alam. Pengumpulan data kedua dilakukan menggunakan metode observasi mengenai fenomena penggunaan busana casual pria dan wanita serta kajian internet menggunakan studi literatur dalam mengumpulkan beberapa data serta informasi untuk memperkuat penelitian yang dituju. Pada observasi fenomena serta kajian internet, penulis memanfaatkan beberapa media platform seperti menggunakan wibesite, blog, google, e-jurnal, e-skripsi mengenai sumber zat pewarna hingga proses pengaplikasian pewarna alam pada tekstil serta membahas mengenai fenomena yang terjadi pada pasar. Dan media lainnya dalam membantu menyempurnakan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data/Hasil Sukmadinata 2017 72 penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjabarkan fenomena yang ada, baik fenomena alami maupun fenomena buatan manusia bisa mencakup aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena satu dengan fenomena lain [7]. Menurut Arikunto 2002, data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk Menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan [8]. Sumber Zat Pewarna Alami Sumber pewarna alami adalah yang berasal dari tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme Aberoumand, 2011; Rymbai et al., 2011; Gupta et al., 2011. Visalakshi dan Jawaharlal 2013 menyatakan bahwa pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan, binatang, atau mineral. Jenis pewarna dari serat alam disebut serta selulosa cellulose [9]. Hampir semua bagian tumbuhan apabila di ekstrak dapat menghasilkan warna, seperti bunga, buah, daun, biji, kulit, batang, kayu, dan akar. Beberapa bagian tumbuhan bisa digunakan dalam membuat warna alami yang bisa ditemukan di indonesia. Daun Ketapang Terminalia catappa menghasilkan tiga warna mulai dari warna olive, kuning kecoklatan, hingga warna hitam tergantung dengan campuran bahan yang digunakan, tumbuhan secang Biancaea sappan menghasilkan warna merah alami, tumbuhan mahoni Swietenia mahagoni penghasil warna coklat, daun manga Mangifera indica penghasil warna kuning, dan beberapa warna seperti warna biru yang dihasilkan dari tumbuhan Indigofera Indigofera tinctoria penghasil warna biru indigo. Pada proses pembuatan warna ini dilakukan proses Isolasi pigmen/pewarna alami dari tumbuhan dapat dilakukan dengan cara mengekstrak bagian dari tumbuhan tersebut. Zat pewarna alam dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari perbagai bagian tanaman menggunakan pelarut air pada suhu yang tinggi. dan juga menggunakan waktu estimasi pembuatan kurang lebih 24 jam[9]. Setelah itu dilakukan proses pencelupan pada warna hingga menghasilkan warna yang diinginkan pada kain Gambar 1 Shades Of Natural Dyes Manual Sumber 28 Nop 2022 Setelah melewati berbagai proses pewarnaan alam sampai proses akhir, kain yang sudah jadi selanjutnya bisa digunakan untuk membuat suatu produk fesyen. Salah satunya adalah pembuatan busana casual pria dan wanita dengan menggunakan pemanfaatan pewarna alam. Dimana busana casual semakin hari semakin dibutuhkan dan diminati oleh masyarakat dalam memenuhi gaya berpakaian sehari-hari yang diinginkan. Gambar 2 Busana Casual Dengan Menggunakan Pewarna Alam. Sumber Natural dyeing fashion product diakses pada 2 November 2022 Dalam pengujian deskripsi data ini, peneliti mencoba untuk mengetahui mengenai deskripsi diri, pengetahuan mengenai warna serta ketertarikan responden terhadap penggunaan pewarna alam dalam busana casual pria dan wanita yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dari pengumpulan data hasil dari jawaban responden, dengan jumlah 64 responden dengan menggunakan platform google form atau gform serta penulis menggunakan pengumpulan data melalui observasi fenomena dan kajian internet menggunakan studi literatur dalam memenuhi data penelitian. Table 1 Hasil uji frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden Sumber data pribadi diolah pada tahun 2022 Hasil data menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis responden yaitu dengan jenis kelamin pria dengan jumah 19 orang dan jenis kelamin wanita dengan jumlah 45 orang. total keseluruhan responden pada penelitian ini berjumlah 64 orang. Tabel 2 Hasil uji frekuensi berdasarkan usia responden Sumber data pribadi diolah pada tahun 2022 Hasil data uji frekuensi menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia yaitu dengan usia kurang dari 17 tahun sebanyak 0 orang, dengan usia 17-25 tahun sebanyak 44 orang, 26-35 tahun sebanyak 8 orang, 36-45 tahun sebanyak 8 orang, dan usia lebih dari 45 tahun sebanyak 4 orang. dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia penelitian ini didominasi oleh responden dengan usia 17-25 tahun sebanyak 44 orang. Table 3 Hasil uji frekuensi berdasarkan pekerjaan responden Sumber data pribadi diolah pada tahun 2022 Hasil dari data frekuensi menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang dimiliki yaitu pekerjaan sebagai pelajar sejumlah 2 orang, pekerjaan sebagai mahaiswa sejumlah 39 orang, pekerjaan sebagai wiraswasta sejumlah 1 orang, pekerjaan sebagai PNS sejumlah 4 orang, dan pekerjaan sebagai wiraswasta sejumlah 18 orang. dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan oleh pekerjaan yang mereka miliki didominasi oleh pekerjaan sebagai pelajar dengan total 39 orang dari 64 responden. Grafik batang 1 Hasil uji frekuensi berdasarkan asal daerah responden Sumber data pribadi diolah pada tahun 2022 Dari hasil data frekuensi menunjukan bahwa karakterisktik responden berdasarkan daerah asal yang mereka tempati, yang paling mendominasi adalah para responden denga nasal daerah yang bertempat di Bali, dimana secara perhitungan manual, terdapat 39 orang berasal dari Bali dan Sebagian responden berasal dari luar Bali sebanyak 25 orang seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Sulawesi, Bandung, Yogyakarta, Kalimantan, dan juga NTT. Grafik Diagram 2 Hasil frekuensi mengenai ketertarikan pada alam Sumber data diolah pada tahun 2022 Hasil dari data frekuensi menunjukan mengenai ketertarikan responden terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam di dominasi presentase dimana 61 orang menyatakan bahwa mereka memiliki ketertarikan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan alam, dan sebagian dari responden menyatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan alam 1 orang, tidak terlalu tertarik dengan alam 1 orang, dan depens atau tergantung dengan ketertarikan pada alam 1 orang. Grafik Diagram 3 Hasil frekuensi mengenai menyukai produk dari pemanfaatan alam sehari-hari Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Dari grafik diagram diatas menunjukan Sebagian besar responden dengan presentase atau 58/64 orang responden menyukai menggunakan produk dari pemanfaatan alam untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dan Sebagian dari responden menyatakan tidak menyukai menggunakan produk dari pemanfaatan alam dengan presentase 3 orang, lumayan menyukai 1 orang, tidak terlalu 1 orang, dan tidak selalu menggunakan produk dari pemanfaatan alam 1 orang. Grafik Diagram 4 Hasil frekuensi responden menyukai warna yang dihasilkan oleh pewarna alam Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Dari grafik diagram dilihat bahwa hampir seluruh responden 63 dari 64 orang menyukai warna yang dihasilkan oleh pewarna alam dan 1 diantaranya menyebutkan bahwa mungkin antara menyukai atau tidak menyukai warna yang dihasilkan oleh pewarna alam. Grafik diagram 5 Hasil frekuensi responden menyukai warna yang diaplikasikan ke dalam busana casual Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Pada grafik diagram ini menyatakan bahwa seluruh responden menyukai warna yang dihasilkan oleh pewarna alam yang diterapkan kedalam busana casual pria dan wanita. Grafik diagram 6 Hasil frekuensi responden yang memiliki ketertarikan dalam menggunakan busana casual Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Dari hasil data frekuensi menunjukan hal apa yang menjadi ketertarikan responden dalam menggunakan busana casual dari pemanfaatan pewarna alam dan didominasi oleh responden dimana 41% 26 responden tertarik karena warna yang dihasilkan oleh pewarna alam dalam busana casual, 4% 4 orang memilih tertarik karena proses pembuatan, sebanyak 28% 18 responden tertarik karena ramah lingkungan dan berkaitan dengan alam, 16% 10 responden memilih karena dampak yang dihasilkan seperti pencemaran limbah dan gangguan ekosistem, dan 9% 6 responden memilih lainnya atau hanya tertarik tanpa memberikan alasan. Grafik Batang 7 Hasil frekuensi responden mengenai desain yang diminati Sumber data diolah tahun 2022 Hasil data frekuensi menyebutkan bahwa desain yang diminati oleh responden di dominasi oleh pilihan lainnya sebanyak 23 responden menyebutkan memilih desain outer, blouse, kemeja, celana dan lain-lain sebagai desain yang diharapkan. Selanjutnya sebanyak 16 responden memilih desain yang simple dan minimalis, sebanyak 9 responden memilih warna seperti warna earthtone atau warna alam, sebanyak 5 responden memilih desain yang elegant , dan lainnya seperti desain yang mudah di mix and match, feminism romantic, nyaman, trendy, formal atau semi formal, tradisional, hingga pakaian streetwear. Total keseluruhan responden sebanyak 64 orang dengan jumlah pilihan lebih dari satu. Grafik Diagram 8 Hasil frekuensi mengenai saran dan pendapat bagi industri fesyen dalam produk Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Dari hasil frekuensi pada diagram batang, saran serta pendapat masyarakat terhadap industri fesyen yang bergerak atau menekankan penggunaan pewarna alam dalam produk yang dirancang didominasi oleh responden sebanyak 38% 23 orang memilih agar industri fesyen tetap konsisten dalam menggunakan pewarnaan alam atau bahan-bahan yang digunakan sebagai pewarna alam, sebanyak 27% 16 orang memilih selain menggunakan pewarna alam, industri fesyen harus juga meningkatkan value dari produk yang dihasilkan mulai dari proses pembuatan hingga pemasaran kepada masyarakat. Sebanyak 11% 7 orang menyatakan bahwa industri fesyen juga tetap mempelajari atau belajar dari dampak yang dihasilkan oleh limbah fesyen, sebanyak 5% 3 orang menyatakan bahwa industri fesyen juga turut memperbanyak warna yang dihasilkan sehingga masyarakat bisa memilih warna yang disukai, sebanyak 2% 1 orang menyatakan selain menggunakan pemanfaatan alam, industri fesyen juga turut mengambil alih dalam pelestarian alam, sebanyak 2% 1 orang juga memilih bahwa penerapan pewarnaan alam bisa menjadi salah satu motivasi terbaru dalam fesyen. dan sebagian responden sebanyak 15% 9 orang memilih lainnya atau hanya setuju tanpa memberikan alasan. Berdasarkan pada survey global yang dilakukan populix dalam gaya berbusana masyarakat Indonesia dalam memilih gaya untuk berbusana 2022 dimana pada survey global yang dilakukan, sebanyak 68% masyarakat memilih busana casual sebagai gaya berpakaian masa kini [10]. Grafik Batang 9 Hasil frekuensi global mengenai gaya busana tahun 2022 Sumber survey gaya busana 2022 diakses pada tanggal 11 September 2022 Data tersebut membuktikan bahwa masyarakat pada era sekarang lebih menyukai menggunakan pakaian casual nomer dua setelah gaya berpakaian yang simple. Banyaknya permintaan busana casual ini menyebabkan para industri fesyen mulai dalam memproduksi pakaian-pakaian busana casual demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Pembahasan 1. Proses Pembuatan Pewarna Alami Agar warna yang dihasilkan dapat terikat dengan baik, dalam pembuatan pewarnaan alam menggunakan beberapa metode dalam pembuatannya. Yang pertama adalah teknik mordanting. Menurut Noor 2007137 mordanting adalah proses untuk meningkatkan daya tarik warna alam terhadap bahan tekstil serta berguna untuk menghasilkan kerataan ketajaman warna warna yang baik [11]. Wijaya 20103 mengatakan bahwa cairan yang dapat mengikat warna adalah tawas, jeruk nipis, kapur sirih, tunjung, gula kelapa, gula jawa, cuka, air tapai, dan lain-lain sebagai mordan untuk mengikat warna pada tekstil [12]. Cara dalam pengaplikasiannya yaitu dengan merendam kain pada mordan dan dilakukan perendaman atau pencelupan dengan waktu perendaman selama Pada kegiatan mordan, air direbus dengan suhu 50-60 derajat. Tujuan dari perebusan kain pada proses mordan adalah untuk membuka pori-pori kain agar warna bisa masuk kedalam pori-pori kain, dan menghilangkan lapisan-lapisan berupa lapisan kanji yang berada pada kain yang akan dilakukan proses morndan. Gambar 3 Teknik Mordanting Sumber Diakses pada tanggal 28 Novermber 2022 Proses selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan menggunakan ekstrak tumbuhan yang sudah dilakukan perebusan selama kurang lebih 30-1 jam. Kain yang sudah menjalanin proses mordanting akan diangkat dan dimasukan kedalam wadah yang berisikan ZPA Zat Pewarna Alam. Dalam proses pencelupan rata-rata waktu yang diperlukan 10-15 menit persesi tergantung dari kepekatan warna yang diinginkan seperti melakukan proses pencelupan 8 sesi untuk agar warna yang dihasilkan lebih gelap dan melakukan pencelupan 1-2 sesi untuk hasil warna yang dihasilkan bewarna muda. Gambar 4 Proses pewarnaan kain dengan ekstrak tumbuhan Sumber CV. Tarum Bali 18 november 2022 Setelah proses pencelupan selesai, dilanjutkan pada metode terakhir yaitu metode fikstator. Selain mengarahkan warna, tujuan utamanya adalah mengunci warna agar warna tidak hilang saat dilakukan proses pembilasan. Pada proses fisktator yang digunakan tergantung dari asam dan basa. Fikstator yang digunakan antara lainnya adalah tanjung yang bersifat asam, tawas, kapur yang bersifat basa, dan cuka. Jika warna yang diinginkan cenderung lebih terang dapat menggunakan fiksator basa seperti menggunakan kapur, dan menggunakan fisktator dari air tawas dalam menghasilkan warna yang tetap seuai dengan warna pada proses pencelupan [13]. Sedangkan penggunaan fikstator asam akan mengarahkan warna menjadi lebih redup atau gelap. Kecuali pada warna indigo menggunakan fikstator cuka dalam mengunci warna. Proses fiksasi dilakukan 10-15 menit persesinya. Gambar 5 Proses Fiksator – Sample kain dengan menggunakan pewarna dari serabut kelapa Sumber dokumen pribadi 25 November 2022 2. Proses Perawatan Kain Dari Pewarna Alam Beberapa hal yang harus diketahui mengenai perawatan produk. Secara umum, diketahui bahwa pewarna alam memiliki tingkat resiko pudar saat dilakukan proses pencucian. Hal ini menjadi permasalahan yang ditakutkan sebagian masyarakat dalam menggunakan produk dari perwarnaan alam. Menurut Bapak Hendra selaku owner dari CV. Tarum Bali mengungkapkan bahwa pewarnaan alam akan mengalami kepudaran jika sering melewati proses pencucian dan proses pengeringan. Tetapi proses pudar yang dihasilkan biasanya memiliki presentase yang berbeda-beda tergantung dari bahan yang digunakan dalam mencuci kain dari pewarna alam. Biasanya presentase penurunan warna diangka 20-30%. Misalnya jika warna awal yang digunakan adalah warna gelap, sedikit demi sedikit akan menghasilkan warna terang. Hal inilah yang menjadi tingkat kesulitan dalam proses perawatan produk dari bahan alam karena penguncian warna alam tidak bisa sempura seperti penguncian warna yang menggunakan bahan kimia. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam perawatan produk dengan pewarna alam yaitu; 1. dengan menggunakan detergen ber-pH normal atau detergen dengan bahan alami sehingga warna pada kain tidak cepat luntur. 2. Menjemur di tempat yang tidak langsung berpapar pada sinar matahari. Jika kain pewarna alam dijemur langsung mengenai sinar matahari, warna akan menjadi cepat pudar. Gambar 6 Natural Dyes Sumber Diakses pada tanggal 28 November 2022 3. Kendala Proses Pewarnaan Alam Selain itu adanya beberapa kendala yang dihasilkan saat proses pewarnaan alam berlangsung karena hasil dari ekstrak daun tidak selalu sama karena tipe tumbuhan pada saat penanaman sampai pada proses ekstraksi warna yang dihasilkan tidak selalu sama. Hal ini membuat salah satu kendala yang berada pada industri fesyen konsistensi warna yang dihasilkan sehingga pada proses pencelupan harus di kalibrasikan secara manual. Hal tersebut tidak membuat para industri fesyen yang bergerak dalam pewarnaan alami menyerah, tetapi tetap membuat mereka semakin giat dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan. Salah satunya adalah dengan memproduksi busana casual yang diminati oleh masyarakat baik pria dan wanita, hal ini dikarenakan pakaian casual memiliki tingkat penggunaan dan ketertarikan yang besar. Menurut data global mengenai penggunaan busana, busana casual merupakan busana yang disukai oleh masyarakat di tahun 2022. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner menyebutkan bahwa penggunaan pewarna alam dalam karya fesyen. Selain memberikan dampak positif bagi kesehatan serta alam, juga memberikan ketertarikan dalam berbusana dengan memanfaatkan pewarna alam sebagai pewarna tekstil yang digunakan dalam produk fesyen. Selain warna yang dihasilkan dari pewarna alam memiliki warna yang unik, pewarnaan alam tentunya menerapkan konsep ramah lingkungan yang dimana pada konsep ini sangat mengacu kepada antusiasme masyarakat dalam menerapkan konsep ramah lingkungan pada kehidupan sehari-hari karena mampu menghasilkan produk yang bisa menjaga kesehatan dan bahan yang digunakan pada pewarnaan alam hingga produk jadi merupakan bahan dengan natural yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia. selain itu, menurut data kuisioner sebagian responden menyatakan bahwa hasil warna yang dihasilkan dari ekstrak tumbuhan memiliki warna yang khas serta warna yang unik serta warna yang dihasilkan tidak terlalu mencolok tetapi menghasilkan warna yang soft atau warna lembut. Dimana warna khas tumbuhan sulit dicontoh oleh pewarna sintetis. Hal tersebut menjadi nilai plus dari penggunaan pewarnaan alami pada produk fesyen. Dari ketertarikan dan antusiasme masyarakat dalam dalam merapkan konsep ramah lingkungan pada kehidupan sehari-hari membuat beberapa industri fesyen mulai bergerak dalam menghasilkan produk sesuai dengan permintaan pasar yang ada. Dari hasil kuisioner responden serta hasil data global mengenai tren busana 2022 masyarakat dengan tingkat dan minat dalam menggunakan pakaian casual memiliki peringkat kedua setelah pakaian dengan tren simple. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai permintaan pasar terkait dengan busana casual baik pria dan wanita membuat para industri fesyen yang bergerak dalam bidang pewarnaan alam turut serta memproduksi busana casual. Desain yang digunakan cenderung simple dan nyaman dilihat serta digunakan. Busana casual merupakan busana yang terus berkembang mengkuti tren fesyen seiring dengan berjalannya waktu. Didukung oleh keadaan pasar fesyen yang sudah mulai mengerti serta peduli terhadap pentingnya penerapan ramah lingkungan pada fesyen tersebut. Masyarakat juga mendukung industri fesyen dalam memproduksi busana dari hasil pemanfaatan alam seperti penggunaan pewarna alam yang digunakan sebagai warna dalam tekstil. dan mengharapkan para industri fesyen bisa lebih mengembangkan serta memproduksi busana yang ramah lingkungan yang dimana perlahan bisa mengurangi peningkatan penggunaan pewarna sintetis dan seiring berjalannya waktu. Tetapi, selain menggunakan pewarna alam sebagai pewarna tekstil, para industri fesyen juga tetap harus menjaga dan melestarikan tumbuhan yang digunakan dalam pembuatan pewarnaan alam sehingga tumbuhan yang digunakan tidak habis atau tidak punah tetapi bisa terus digunakan. Berdasarkan pemaparan data serta pembahasan diatas, maka dilakukan Analisa SWOT mengenai penggunaaan pewarna alam dalam produk fesyen dalam studi kasus produk casual pria dan wanita. Kekuatan atau strength Dari isu-isu serta dampak yang dihasilkan oleh penggunaan pewarna sintetis pada fesyen membuat para industri fesyen mulai menggunakan sumber daya alam SDA sebagai bahan atau material utama dari pembuatan warna tekstil. selain menerapkan konsep ramah lingkungan juga menjadi salah satu keunggulan karena secara langsung turut menjaga serta melestarikan alam dan mampu mengajak masyarakat kembali dalam menggunakan produk berbahan dasar alam sehingga meminimalisir penggunaan pewarna sintetis pada produk fesyen salah satunya adalah busana casual pria dan wanita yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kelemahan weakness dari fenomena ini dapat diketahui mengenai proses pewarnaan hingga proses produksi busana casual memerlukan waktu yang sangat lama, dikarekan proses pewarnaan atau pencelupan dengan zat warna alam memerlukan waktu yang tergolong lebih banyak dilakukan pengulangan. Dimana hal ini juga berdampak dalam harga pasar yang diberikan kepada masyarakat terhadap produk khususnya busana casual yang memiliki harga jauh lebih mahal dibandingkan dengan busana casual yang dibuat dengan menggunakan metode pewarnaan sintetis. Selain itu, keluhan dari beberapa masyarakat mengenai proses perawatan karena busana alam memiliki cara perawatan yang tidak cukup mudah seperti perawatan pada busana dengan pewarna sintetis. Hal ini menjadi suatu kelemahan dari penggunaan pewarna alam pada produk fesyen. Adanya ancaman threat mengenai banyaknya para industri fesyen yang masih menggunakan pewarna sintetis dan memberikan harga produk yang di produksi menjadi lebih murah dibandingkan dengan pewarnaan alami yang dimana hal ini sangat diminati oleh beberapa masyarakat yang lebih mementingkan suatu harga yang murah tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. Dengan adanya Kesempatan opportunity yaitu dengan adanya kesadaran baik kesadaran masyarakat serta kesadaran para industri fesyen yang lebih mengerti mengenai penggunaan produk ramah lingkungan dan beberapa masyarakat juga lebih memilih menggunakan produk fesyen salah satunya adalah busana casual sebagai busana yang digunakan sehari-hari dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan beberapa diantaranya masyarakat juga menginginkan produk yang digunakan dari pewarnaan alam sehingga turut serta dalam menjaga alam serta ekosistem. KESIMPULAN Limbah zat kimia yang dihasilkan dari pewarna sintetis pada bahan tekstil menjadi salah satu masalah utama yang terjadi di lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumber daya alam SDA salah satunya pemanfaatan tumbuhan sebagai sarana dalam pembuatan pewarna alam pada bahan tekstil dapat mengurangi dampak buruk dari limbah zat kimia tersebut. Pemanfaatan ekstrak tumbuhan dalam menghasilkan warna alam yang dapat dimanfaatkan sebagai warna tekstil merupakan salah satu hal positif karena dapat mengurangi pencemaran lingkungan. terlebih penggunaan busana casual adalah busana yang paling banyak dan sering digunakan oleh masyarakat baik pria dan wanita. Hal tersebut yang membawa beberapa para industri fesyen mulai menggunakan pewarnaan alam pada produk busana yang mereka hasilkan. Beberapa industri fesyen juga menambahkan tambahan lain selain nilai fungsional maupun estetika yang diterapkan dalam desain busana casual sehingga masyarakat menjadi tertarik dalam membeli produk fesyen yang ditawarkan oleh para industri fesyen. Seperti menambah nilai ramah lingkungan dan nilai warna yang dihasilkan serta teknik yang digunakan pada setiap proses pembuatannya. Hal ini menjadi nilai plus dari industri fesyen dalam menghasilkan busana casual menggunakan pemanfaatan alam. Untuk dapat disukai oleh pasar, selain produk yang dihasilkan merupakan jenis produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, juga disesuaikan dengan trend yang berada dipasaran karena sebuah trend merupakan suatu hal yang berperan penting dalam fesyen. Dengan adanya nilai-nilai tersebut diharapkan melalui karya ilmiah ini dapat membantu para industri fesyen sedikit demi sedikit beralih menggunakan pewarnaan alam pada produk yang mereka hasilkan serta kesadaran masyarakat mengenai pencemaran lingkungan dengan turut serta menggunakan busana casual dari pemanfaatan pewarna alam sebagai busana sehari-hari. DAFTAR SUMBER [1] T. Prihatin and S. M. Kusumasari, “Perancangan Busana Casual Wanita Dari Bahan Jumputan Dipadu Bahan Lurik,” J. Socia Akad., vol. 6, no. 1, pp. 1–8, 2020, [Online]. Available [2] S. Sax, “Fashion Adalah Industri Paling Banyak Menghasilkan Polusi di Dunia,” 2018. accessed Dec. 01, 2022. [3] Ellen Macarthur Foundation, “A New Textiles Economy Redesigning Fashion’s Future.” accessed Dec. 22, 2022. [4] Debby Rakhmawati, “REMENDIASI LIMBAH PROSES PEWARNA NAPOL JEANS DENGAN SISTEM LUMPUR AKTIF MENGGUNAKAN BAKTERI INDIGENUS,” pp. 10–26, 2015, [Online]. Available [5] E. Septianti Putri and D. Widihastuti, “Pemanfaatan Daun Mimba Sebagai Zat Warna Alam Tekstil,” pp. 1–12, 2019, [Online]. Available [6] Latifah Uswatun Khasanah, “Penelitian Kualitatif Teknik Analisis Data Deskriptif,” wibesite, 2021. accessed Dec. 23, 2022. [7] Krisnan, “8 Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Para Ahli,” wibesite, 2022. accessed Dec. 22, 2022. [8] “Pengertian Data Serta Definisi Data Menurut Para Ahli - Definisi dan Pengertian Menurut Ahli,” 2016. accessed Dec. 22, 2022. [9] T. Pujilestari, “Review Sumber dan Pemanfaatan Zat Warna Alam untuk Keperluan Industri,” Din. Kerajinan dan Batik Maj. Ilm., vol. 32, no. 2, pp. 1–14, 2015, doi [10] V. A. Dihni, “Survey Mayoritas Masyarakat Indonesia Memilih Gaya Simple untuk Tren Busana 2022,” wibesite 2022. accessed Dec. 23, 2022. [11] E. Amelia, Adriani, and Y. Idrus, “PERBEDAAN TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL PENCELUPAN ZAT WARNA ALAM EKSTRAK DAUN KELADI HIAS Philodendron DENGAN MORDAN AIR TAPAI PADA BAHAN SUTERA,” Teach. Teach. Educ., vol. 12, no. 1, pp. 1–16, 2015, [Online]. Available [12] S. MARTALINDA, “Pengaruh Mordan Air Kelapa Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Ekstrak Umbi Temulawak Curcuma Xanthorriza Roxb,” E-Journal Home Econ. Tour., vol. 2, no. 1, pp. 1–16, 2013. [13] D. A. Yonanda, “Pengaruh Jenis Zat Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Tekstil Katun, Sutera, Satin Menggunakan Zat Warna Biji Buah Durian Durio zibethinus Murray,” Tugas Akhir Skripsi, vol. 6, no. 1, pp. 1–148, 2019. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this PujilestariABSTRAKPada umumnya pewarna sintetis memiliki beberapa keunggulan antara lain; jenis warna beragam dengan rentang warna luas, ketersediaan terjamin, cerah, stabil, tidak mudah luntur, tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, daya mewarnai kuat, mudah diperoleh, murah, ekonomis, dan mudah digunakan. Namun demikian penggunaan pewarna sintetis dapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan serta berpengaruh kurang baik terhadap semua bentuk kehidupan. Pewarna alami bersifat tidak beracun, mudah terurai, dan ramah lingkungan. Sumber utama pewarna alami adalah tumbuhan dan mikroorganisme, warna yang dihasilkan beragam seperti; merah, oranye, kuning, biru, dan coklat. Kelompok penting senyawa kimia pewarna alami adalah karotenoid, flavonoid, tetrapirroles, dan xantofil. Pewarna alami dapat digunakan pada industri tekstil, makanan, farmasi, kosmetik, kerajinan dan penyamakan kulit. Peningkatan kepedulian terhadap kesehatan dan lingkungan, menjadikan pewarna alami sebagai pewarna yang dianjurkan, disamping itu produk industri dengan pewarna alami memiliki pasar yang baik. Kata Kunci pewarna alami, sumber, senyawa kimia, kegunaan ABSTRACTIn general, synthetic dyes have several advantages, among others; a variety of colors with wide color range, availability is assured, bright, stable, not easily fade, resistant to various environmental conditions, strong coloring power, easily available, cheap, economical, and easy to use. However, the use of synthetic dyes can cause health and environmental problems as well as the unfavorable impact of all forms of life. Natural dyes are non-toxic, biodegradable, and environmentally friendly. The main sources of natural dyes are plants and microorganisms, which produced a variety of colors such as; red, orange, yellow, blue, and brown. An important group of chemical compounds of natural dyes are carotenoids, flavonoids, tetrapirroles, and xantophylls. Natural dyes can be used in the textile industry, food, pharmaceutical, cosmetics, handicrafts and leather tanning. Increased concern for health and the environment to make natural dyes for coloring the main alternative to synthetic dyes, in addition to products with natural dyes have a good market. Keywords natural dyes, source, chemical compounds, usabilityPerancangan Busana Casual Wanita Dari Bahan Jumputan Dipadu Bahan LurikT PrihatinS M KusumasariT. Prihatin and S. M. Kusumasari, "Perancangan Busana Casual Wanita Dari Bahan Jumputan Dipadu Bahan Lurik," J. Socia Akad., vol. 6, no. 1, pp. 1-8, 2020, [Online]. Available Adalah Industri Paling Banyak Menghasilkan Polusi di DuniaS SaxS. Sax, "Fashion Adalah Industri Paling Banyak Menghasilkan Polusi di Dunia," 2018. shion-adalah-industri-paling-banyakmenghasilkan-polusi-di-dunia accessed Dec. 01, 2022.A New Textiles Economy Redesigning Fashion's FutureEllen Macarthur FoundationEllen Macarthur Foundation, "A New Textiles Economy Redesigning Fashion's Future." accessed Dec. 22, 2022.Pemanfaatan Daun Mimba Sebagai Zat Warna Alam TekstilE Septianti PutriD WidihastutiE. Septianti Putri and D. Widihastuti, "Pemanfaatan Daun Mimba Sebagai Zat Warna Alam Tekstil," pp. 1-12, 2019, [Online]. Available Kualitatif Teknik Analisis Data DeskriptifKhasanah Latifah UswatunLatifah Uswatun Khasanah, "Penelitian Kualitatif Teknik Analisis Data Deskriptif," wibesite, 2021. accessed Dec. 23, 2022.8 Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Para AhliKrisnanKrisnan, "8 Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Para Ahli," wibesite, 2022. Jurnal Da Moda accessed Dec. 22, 2022.Pengertian Data Serta Definisi Data Menurut Para Ahli -Definisi dan Pengertian Menurut "Pengertian Data Serta Definisi Data Menurut Para Ahli -Definisi dan Pengertian Menurut Ahli," 2016. accessed Dec. 22, 2022.Pengaruh Mordan Air Kelapa Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Ekstrak Umbi Temulawak Curcuma Xanthorriza RoxbS MartalindaAvailable 044943%0A [12] S. MARTALINDA, "Pengaruh Mordan Air Kelapa Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Ekstrak Umbi Temulawak Curcuma Xanthorriza Roxb," E-Journal Home Econ. Tour., vol. 2, no. 1, pp. 1-16, Jenis Zat Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Tekstil Katun, Sutera, Satin Menggunakan Zat Warna Biji Buah Durian Durio zibethinus MurrayD A YonandaD. A. Yonanda, "Pengaruh Jenis Zat Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Tekstil Katun, Sutera, Satin Menggunakan Zat Warna Biji Buah Durian Durio zibethinus Murray," Tugas Akhir Skripsi, vol. 6, no. 1, pp. 1-148, 2019.
Jakarta - Ketika membeli pakaian, biasanya tertera label petunjuk perawatan, mulai dari cara mencuci hingga menyetrika, agar bahan dan warnanya lebih tahan lama. Sebab, beberapa jenis bahan pakaian menggunakan zat pewarna yang bisa luntur sehingga warnanya cepat pudar. Sama seperti kulit atau rambut, pakaian juga terpengaruh oleh lingkungan, bahan kimia, dan cara kita merawat, mencuci, mengeringkan, atau menyimpannya. Pakaian juga terpengaruh dengan perubahan cuaca, suhu, dan luntur dan memudar ketika zat pewarna hilang dari serat pakaian. Biasanya, pakaian luntur karena terlalu banyak diwarnai agar terlihat bagus di toko atau jenis pewarna yang buruk. Beberapa pewarna mentransfer warna ketika mereka bergesekan dengan permukaan lain atau larut saat kain basah. Selain itu, bahan kimia dapat melepaskan atau memutihkan warna, seperti halnya sinar ultraviolet. Biasanya terdapat petunjuk di label produk. Jika melihat peringatan seperti “warna dapat luntur”, “jangan gunakan deterjen”, “cuci sebelum dipakai”, atau “gunakan air dingin”, kemungkinan warna cantik tersebut dapat memudar. Jika label tidak menyebutkan peringatan ini, pakaian kemungkinan tahan luntur. Selain itu, kain sintetis mempertahankan warna lebih baik daripada serat alami, seperti kapas atau wol, tipd mencuci pakaian agar warnanya tahan lama. Ada beberapa cara agar warna asli pakaian bisa bertahan lebih lama. Untuk mencuci tanpa khawatir, gunakan tips ini untuk mengurangi memudar dan luntur. - Pisahkan warna cerah dan pastel dari pakaian berwarna gelap, lalu cuci warna serupa bersama-sama-Jika ada pewarna yang terlepas, pewarna tersebut tidak akan menghitamkan pakaian lain. Balikkan pakaian dari dalam ke luar untuk mengurangi gesekan yang menyebabkan pakaian luntur di luar. Cobalah dan cuci tangan dengan lembut untuk pakaian halus, khususnya atasan dan T-shirt, ini juga membantupakaian agar tidak kehilangan kain berat... 12 Selanjutnya