AbuNawas menjawab, "Allah Mengampuni dosaku karena beberapa bait syair yang kutulis saat aku sakit sebelum wafat, syair itu berada di bawah bantalku." Abu Khalikan kemudian mendatangi kediaman keluarga Abu Nawas dan benar saja, ia menemukan secarik kertas berisi syair di bawah sebuah bantal.
Maafkanlahdia (Abu Nawas)." Menurut satu riwayat, ketika Abu Nawas meninggal dunia, Imam Syafi'i tidak mau menshalati jenazahnya. Namun, ketika jasad Abu Nawas hendak dimandikan, di kantong baju Abu Nawas ditemukan secarik kertas bertuliskan syair berikut ini:
Sejakmendekam di penjara, syair-syair Abu Nawas berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya ia sangat pongah dengan kehidupan duniawi yang penuh glamor dan hura-hura, kini ia lebih pasrah kepada kekuasaan Allah. Dua bait syair di atas merupakan salah satu syairnya yang dapat dipahami sebagai salah satu ungkapan rasa spiritual yang dalam.
๏ปฟCumaAbu Nawas yang Berani Jailin Malaikat, Begini Kisahnya Dikutip dari berbagai sumber, syair tersebut merupakan ungkapan bentuk taubat Abu Nawas kepada Allah SWT. Sebab semasa mudanya, Abu Nawas disebut sebagai orang yang menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dengan kehidupan duniawi.
SyairAbu Nawas Sebelum Wafat by Mujaddid (1) 13 Oktober 2021 in Puisi 0 Ya Allah, jika dosa- dosaku besar dan sangat banyak Namun sesungguhnya aku tahu bahwa pintu maaf-Mu lebih besar Jika yang memohon kepada-Mu hanya orang yang baik-baik saja Lalu kepada siapakah orang yang jahat akan memohon ? Aku berdoa kepada-Mu dengan penuh tadharru'
Inilahyang betul-betul harus kita perhitungkan: adakah kita termasuk seseorang yang husnul khatimah atau suul khatimah. Dari keterangan Nabi tersebut Imam Al-Ghazali menyimpulkan bahwa setiap orang akan dibangkitkan dalam kondisi persis seperti ketika ia mati (mengenai bahagia ataupun celakanya). Dan kondisi kematian seseorang adalah persis
Selaincerdik, fenomenalnya Abu Nawas juga berkat syair pertobatannya "ilahi lastu" yang berjudul Al I'tiraf. Syair ini makin terkenal pada awal 2000an setelah disenandungkan oleh penyanyi religi Haddad Alwi dalam album 'Cinta Rasul' (1999). baca juga: Telak! Jawaban Cerdas Abu Nawas Ini Bikin Baginda Raja Mati Kutu di Hadapan Menterinya
SYAIRABU NAWAS : TERJEMAH DAN MAKSUDNYA Berikut adalah syair yang dimaksud dalam upaya kerasnya agar Allah berkenan menerima taubatnya. ูุง ุฑุจูู ุฅูู ุนูุธูู
ูุชู ุฐููููุจูู ููุซูุฑูุฉู ูููุฏ ุนูููู
ูุชู ุจูุฃูููู ุนููู ุฃูุนูุธูู
ู ุฅููู ููุงูู ูุงู ููุฑูุฌูููู ุฅููุงูู ู
ูุญูุณููู ููู
ูู ุงูุฐู ููุฏูุนูู ูููุฑูุฌูู ุงูู
ุฌุฑู
0eEqT7. Ilahi, lastu lilfirdausi ahla. Wala aqwa 'ala naril jahimiFahab li tawbatan waghfir dzunubi. Fainaka ghafirud dzanbil adzimiArtinyaTuhanku, Hamba tidaklah pantas menjadi penghuni surga Firdaus. Namun, hamba juga tidak kuat menahan panas api berilah hamba tobat dan ampunilah hamba atas dosa-dosa hamba. Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi MahaagungDua bait syair di atas tentu sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia terutama kaum tradisionalis Islam. Beberapa saat menjelang shalat Magrib atau Subuh, jemaah di masjid-masjid atau musala di pedesaan biasanya mendendangkan syair tersebut dengan syahdu sebagai puji-pujian. Konon, kedua bait tersebut adalah hasil karya tokoh kocak Abu Nawas. Ia adalah salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah 1001 masyarakat Islam Indonesia, nama Abu Nawas atau Abu Nuwas juga bukan lagi sesuatu yang asing. Abu Nawas dikenal terutama karena kelihaian dan kecerdikannya melontarkan kritik-kritik tetapi dibungkus humor. Mirip dengan Nasrudin Hoja, sesungguhnya ia adalah tokoh sufi, filsuf, sekaligus penyair. Ia hidup di zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad 806-814 M. Selain cerdik, Abu Nawas juga dikenal dengan kenyentrikkannya. Sebagai penyair, mula-mula ia suka mabuk. Belakangan, dalam perjalanan spiritualnya mencari hakikat Allah dan kehidupan sejati, ia menemukan kehidupan rohaniahnya yang sejati meski penuh liku dan sangat mengharukan. Setelah mencapai tingkat spiritual yang cukup tinggi, inspirasi puisinya bukan lagi khamar, melainkan nilai-nilai ketuhanan. Ia tampil sebagai penyair sufi yang tiada banding. Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Dia dilahirkan pada 145 H 747 M di kota Ahvaz di negeri Persia Iran sekarang, dengan darah dari ayah Arab dan ibu Persia mengalir di tubuhnya. Ayahnya, Hani al-Hakam, merupakan anggota legiun militer Marwan II. Sementara ibunya bernama Jalban, wanita Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol. Sejak kecil ia sudah yatim. Sang ibu kemudian membawanya ke Bashrah, Irak. Di kota inilah Abu Nawas belajar berbagai ilmu mudanya penuh perilaku kontroversial yang membuat Abu Nawas tampil sebagai tokoh yang unik dalam khazanah sastra Arab Islam. Meski begitu, sajak-sajaknya juga sarat dengan nilai sprirtual, di samping cita rasa kemanusiaan dan keadilan. Abu Nawas belajar sastra Arab kepada Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah. Ia juga belajar Al-Quran kepada Ya'qub al-Hadrami. Sementara dalam Ilmu Hadis, ia belajar kepada Abu Walid bin Ziyad, Muktamir bin Sulaiman, Yahya bin Said al-Qattan, dan Azhar bin Sa'ad as-Samman. Pertemuannya dengan penyair dari Kufah, Walibah bin Habab al-Asadi, telah memperhalus gaya bahasanya dan membawanya ke puncak kesusastraan Arab. Walibah sangat tertarik pada bakat Abu Nawas yang kemudian membawanya kembali ke Ahwaz, lalu ke Kufah. Di Kufah bakat Abu Nawas digembleng. Ahmar menyuruh Abu Nawas berdiam di pedalaman, hidup bersama orang-orang Arab Badui untuk memperdalam dan memperhalus bahasa Arab. Kemudian ia pindah ke Baghdad. Di pusat peradaban Dinasti Abbasyiah inilah ia berkumpul dengan para penyair. Berkat kehebatannya menulis puisi, Abu Nawas dapat berkenalan dengan para bangsawan. Namun karena kedekatannya dengan para bangsawan inilah puisi-puisinya pada masa itu berubah, yakni cenderung memuja dan menjilat penguasa. Dalam Al-Wasith fil Adabil 'Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Namun sayang, karya-karya ilmiahnya justru jarang dikenal di dunia intelektual. Ia hanya dipandang sebagai orang yang suka bertingkah lucu dan tidak lazim. Kepandaiannya menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun al-Rasyid. Melalui musikus istana, Ishaq al-Wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana sya'irul bilad. Sikapnya yang jenaka menjadikan perjalanan hidupnya benar-benar penuh warna. Kegemarannya bermain kata-kata dengan selera humor yang tinggi seakan menjadi legenda tersendiri dalam khazanah peradaban dunia. Kedekatannya dengan kekuasaan juga pernah menjerumuskannya ke dalam penjara. Pasalnya, suatu ketika Abu Nawas membaca puisi Kafilah Bani Mudhar yang dianggap menyinggung Khalifah. Tentu saja Khalifah murka, lantas memenjarakannya. Setelah bebas, ia berpaling dari Khalifah dan mengabdi kepada Perdana Menteri Barmak. Ia meninggalkan Baghdad setelah keluarga Barmak jatuh pada tahun 803 M. Setelah itu ia pergi ke Mesir dan menggubah puisi untuk Gubernur Mesir, Khasib bin Abdul Hamid al-Ajami. Tetapi, ia kembali lagi ke Baghdad setelah Harun al-Rasyid meninggal dan digantikan oleh mendekam di penjara, syair-syair Abu Nawas berubah, menjadi religius. Jika sebelumnya ia sangat pongah dengan kehidupan duniawi yang penuh glamor dan hura-hura, kini ia lebih pasrah kepada kekuasaan Allah. Dua bait syair di atas merupakan salah satu syairnya yang dapat dipahami sebagai salah satu ungkapan rasa spiritual yang dalam. Memang, pencapaiannya dalam menulis puisi diilhami kegemarannya melakukan maksiat. Tetapi, justru di jalan gelap itulah, Abu Nawas menemukan nilai-nilai ketuhanan. Sajak-sajak tobatnya bisa ditafisrkan sebagai jalan panjang menuju Tuhan. Meski dekat dengan Sultan Harun al-Rasyid, Abu Nawas tak selamanya hidup dalam kegemerlapan duniawi. Ia pernah hidup dalam kegelapan โ tetapi yang justru membawa keberkahan tersendiri. Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, akhir hayat Abu Nawas sangat diwarnai dengan kegiatan ibadah. Beberapa sajaknya menguatkan hal itu. Salah satu bait puisinya yang sangat indah merupakan ungkapan rasa sesal yang amat dalam akan masa tahun meningalnya, banyak versi yang saling berbeda. Ada yang menyebutkan tahun 190 H/806 M, ada pula yang 195H/810 M, atau 196 H/811 M. Sementara yang lain tahun 198 H/813 M dan tahun 199 H/814 M. Konon Abu Nawas meninggal karena dianiaya oleh seseorang yang disuruh oleh keluarga Nawbakhti - yang menaruh dendam kepadanya. Ia dimakamkan di Syunizi di jantung Kota puisi Abu Nawas dihimpun dalam Diwan Abu Nuwas yang telah dicetak dalam berbagai bahasa. Ada yang diterbitkan di Wina, Austria 1885, di Greifswald 1861, di Kairo, Mesir 1277 H/1860 M, Beirut, Lebanon 1301 H/1884 M, Bombay, India 1312 H/1894 M. Beberapa manuskrip puisinya tersimpan di perpustakaan Berlin, Wina, Leiden, Bodliana, dan Mosul. Salah satu cerita menarik berkenaan dengan Abu Nawas adalah saat menejelang sakaratulmautnya. Konon, sebelum mati ia minta keluarganya mengkafaninya dengan kain bekas yang lusush. Agar kelak jika Malaikat Munkar dan Nakir datang ke kuburnya, Abu Nawas dapat menolak dan mengatakan. "Tuhan, kedua malaikat itu tidak melihat kain kafan saya yang sudah compang-camping dan lapuk ini. Itu artinya saya penghuni kubur yang sudah lama." Tentu ini hanyalah sebuah lelucon, dan memang kita selama ini hanya menyelami misteri kehidupan dan perjalanan tohoh sufi yang penuh liku dan sarat hikmah ini dalam lelucon dan sumber
Adakalanya Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang melalui dosa-dosanya, dan menghinakan seseorang justru dengan amal tabiโin, Saโid bin Jubair, berkata bahwa ini terjadi ketika seorang hamba bangga akan amalannya sehingga kesombongan menjauhkannya dari Rahmat Allah. Sementara perasaan hina karena banyaknya dosa dapat membuat seorang hamba bersimpuh, lunak hatinya, dan bertaubat sehingga Allah mengampuni kemudian Allah berkata dalam hadis qudsi, โKalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah mendatangkan suatu kaum yang mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah lalu Allah mengampuni mereka.โ HR. Muslim.Abu Nawas, misalnya, adalah penyair masyhur di era kerajaan Abbasiyah dengan kehidupan hedonis seperti dikesankan dalam hikayat โ100 Malamโ Alfu Lailatin wa Lailah. Abu Nawas memang gemar meminum khamr sampai-sampai beliau menulis syair tentang sensasi meminum khamr berjudul khamriyyat. Ia juga gemar bersenang-senang dengan banyak wanita dan dianggap sebagai seorang zindiq. al Bidayah wa Nihayah, Ibnu Katsir, 14/73.Meski terjerumus dalam kubangan maksiat, Abu Nawas sempat menuntut ilmu agama, yakni ilmu Al Qurโan, ilmu hadis, dan sastra Arab melalui sejumlah ulama. Setelah hidayah Allah, besar kemungkinan taubatnya Abu Nawas ditengarai oleh manfaat ilmu agama yang pernah dipelajarinya. Sisi lain dari Abu Nawas inilah yang tidak sepopuler reputasinya sebagai penyair eksentrik dan gemar Abu Nawas, Abu Khalikan, menuturkan dalam Wafiyatul Aโyan 2102 bahwa sebelum wafatnya, Abu Nawas menulis bait-bait syair yang ia sembunyikan di bawah bantal. Ibnu Khalikan mengaku bertemu Abu Nawas dalam mimpi dimana ia berkata, โWahai Abu Nawas, apa balasan Allah terhadapmu?โAbu Nawas menjawab, โAllah Mengampuni dosaku karena beberapa bait syair yang kutulis saat aku sakit sebelum wafat, syair itu berada di bawah bantalku.โAbu Khalikan kemudian mendatangi kediaman keluarga Abu Nawas dan benar saja, ia menemukan secarik kertas berisi syair di bawah sebuah bantal. Di antara penggalan bait syair terakhir yang ditulis Abu Nawas berbunyiJika yang memohon kepada-Mu hanya orang yang baik-baik saja,Lalu kepada siapakah orang yang jahat akan memohon?Aku tidak mempunyai wasilah kepada-Mu kecuali sebuah pengharapan,Juga bagusnya pintu maaf-Mu, kemudian aku pun seorang seorang muslim terjatuh ke dalam kubangan dosa dan maksiat berulang kali, pintu taubat selalu terbuka baginya sebelum maut menjemput atau Hari Kiamat seseorang yang membawa amalan sepenuh bumi namun ia menghadap Allah sebagai pelaku kesyirikan, maka amalannya sia-sia belaka QS. Az Zumar 65 dan ia kekal selamanya di dalam penderitaan QS. Al Maidah 72.Semoga Allah mengampuni Abu Nawas rahimahullah dan kaum muslimin seluruhnya. []
Syair Abu Nawas โ memiliki nama asli Abu Ali Hasan bin Hani Al-Hakim. Seorang pujangga syair arab yang terkenal dari negeri Persia. Memiliki darah keturunan Arab Persia. Beliau lebih dikenal dengan sosok bijaksana yang lucu dengan syair seni abu nawas yang mengoleskan syair dengan kata jenaka di kebanyakan masyarakat Indonesia mengnggapnya sebagai tikoh yang lucu, sebenarnya beliau adalah seorang ilmuwan yang cerdas. Terbukti dengan banyaknya kisah cerita dan syair indah muncul dari karya tulis dan berpikir Abu NawasKisah Abu Nawas dan Harun Ar-RasyidSyair Abu NawasVideo Syair Doa Abu NawasKisah Abu NawasDi negeri Persia tak hanya terkenal dengan kaligrafi khat nya saja. Ada beberapa nama tokoh yang sohor di dunia terlahir dari daerah Persia. Salah satunya Abu di tanah Persia pada tahun 145 H atau 756 M. Beranjak tumbuh dewasa dengan status yatim, tanpa seorang ayah. Karena sang ayah telah meninggal dunia ketika perang berkecambuk di Bashrah, Irak. Abu nawas kecil telah dikenal sebagai penyair cilik. Kecerdasannya dalam mengolah kata membuat teman, guru dan orang-orang sekitar terperanga ketika menyaksikan mulai berkumpul bersama para penyair lain ketika dewasa, dan ketika itu pula ia banyak para bangsawan mulai mengenalnya. Namun karena salah satu syairnya terdapat kalimat yang menyinggung kekahlifahan setempat, hal tersebut membuat Abu Nawas itulah hidupnya tidak menentu dan telah ditemukan meninggal dunia pada 814 M dan dikebumikan di Kota Syunizi. Abu Nawas ditemukan meninggal dunia karena dianiyaya oleh keluarga yang iri terhadapa kehidupannya. naโuddzubillahi minsyarri yang bercorak jenaka telah padam dari karyanya. Dan yang paling berkesan dari ribuan syair beliau adalah cerita hidupnya telah diabadikan dalam kisah yang berjudul โKisah 1001 Malamโ. Berisi tentang pengalaman hidup yang telah dilalui Abu kisahnya bisa menjadi dikenal dunia? Karena dalam penulisan kisah 1001 malam menggunakan bahasa hati dengan luapan jiwa yang ditambah gaya bahasa jenaka khas Abu Nawas. Syair Abu NawasKisah Abu Nawas dan Harun Ar-RasyidAbu Nawas merupakan seorang yang hidup di masa pemerintahan Khalifah Harun Al Rasyid, Sebutannya Raja juga. Suatu hari Harun Ar-Rasyid berkutbah di depan para hadirin yang dihadiri oleh Abu Nawas sholat jumat dan para jamaah selesai mendirikan shalat sunnah baโdiyah. Beliau mengumumkan sesuatu yang dianggap penting. Para hadirin pun tercengang dan terjadi kegaduhan gara-gara desakan ingin tahu apa yang disampaikan Sang berdiri tegap dan berkata di hadapan hadirin โDaerah sekitar masjid ini sangat ramai, Sehingga kita perlu memindahkan masjid ini. Siapa yang bisa memindahkan masjid ini akan saya beri hadiah berupa sedekah sekarung emasโ.Namun tak seorangpun menyahut pertanyaan yang diajukan Harun Ar-Rasyid. Maka Sang Bagindapun mengulangi pengumuman tersebut berkali-kali tapi tetap saja tak ada yang menjawab. Hingga para hadirin silih berganti pulang meninggalkan Sang mata beliau kepada Abu Nawas yang masih berdiri di hadapan Khalifah.โAbu Nawas, bagaimana denganmu apakah kamu bisa?โ tanya Sang Raja. Abu Nawas pun terkejut,sembari menjawab, โSaya akan memindahkan masjid, tapi dengan satu syarat, Baginda.โโApa itu? katakan saja!โ jawab Baginda Raja. โSebelum saya mampu memindahkan masjid ini Jumat pekan depan, Baginda harus mengadakan pesta makan bersama untuk kami,โ tantang Abu Nawas kepada orang yang hadir terdiam dan kaget. Mana mungkin seorang diri mampu memindahkan masjid ke tempat lain? Sepuluh atau seratus orang pun masih terus berganti. Kini tiba saatnya yang dinanti banyak orang. Tepat pada hari Jumat di depan masjid para warga sekitar mendatangi pesta yang di adakan Sang Raja. Setelah pesta selesai, para warga telah berdesakan untuk melihat apa yang akan dilakukan Abu Nawas ketika memindahkan Raja dengan tegas memerintah kepada Abu Nawas โHei Abu Nawas, lakukan tugasmu hari ini!โ.โBaik Baginda, akan ku pindahkan masjid ini dengan cara dipikulkan di pundak saya,โ sahut Abu yang menyaksikanpun tercengang dan terkagum amat sangat. Abu Nawas pun mulai maju ke depan dan menggulung bajunya agar tidak mengganggu gerak tangannya. Para wargapun semakin kaget. Apa benar Abu Nawas bisa angkat bangunan sebesar di dekat dinding masjid Abu Nawas berteriak โWahai saudara-saudaraku, maukah kalian membantuku. Tolong angkatkan masjid ini di pundakku karena bila aku mengangkatnya langsung di pundak aku tidak mampu. Oleh karena itu aku meminta kamu sekalian untuk mengankatnya sekali saja di pundakkuโ.Semua hadirin pun tekejut kembali. โTuan-tuanku, jumlah kalian sangat banyak, seluruhnya lebih dari dua ratus orang. Kalian baru saja memakan makanan pesta besar, kalian harusnya kuat. Tolong bantu saya mengangkat masjid ini ke pundakkuโ, tambah Abu warga pun berkata, โAbu Nawas, apa kau gila? Kami tidak akan dapat mengangkatnya!โ Para hadirin pun juga mengatakan hal yang sama dan ada yang mencaci Abu Nawas dengan seruan meremehkan dirinya sendiri.โBaginda, bukan salahku untuk tidak memindahkan masjid, para hadirin warga yang hadir tidak mau membantuku dengan mengangkatkan masjid ini ke pundakku,โ kata Abu Nawas kepada Harun al mendengar celoteh lucu dari Abu Nawas yang terakhir tadi Sang Raja pun tersenyum masam. Tapi ia memberikan acungan jempol atas cara yang digunakan Abu Nawas untuk berkelit menolak pemindahan atau syair ini sering dibaca setelah selesai melaksanakan shalat Jumโat sebelum posisi duduk berubah dari tahiyat akhirnya, Insya Allah, dengan berdoa melalui syair ini dosa-dosa kita akan di ampuni oleh Allah swt, berkah karomah dari sang pengarangnya, salah seorang Wali yang Majdzub Billah, Abu Nawas.***ุฅููููู ููุณูุชู ููููููุฑูุฏูููุณู ุฃููููุงููููุงู ุฃูููููู ุนูููู ุงููููุงุฑู ุงูุฌูุญูููู
ูILAHII LASTU LIL FIRDAUSIL AHLAN WA LAA AQWAA ALAN-NARIL JAHIMIDuh Pengeran kula sanes ahli suwarga. Nanging kula mboten kiyat wonten nerakaWahai Tuhanku, hamba tidakpantas menjadi penghuni surga. Namun hamba tidakkuat pula jika dimasukkan ke dalam neraka jahanam***ููููุจู ููู ุชูููุจูุฉู ููุงุบูููุฑู ุฐูููููุจููููุฅูููููู ุบูุงููุฑู ุงูุฐููููุจู ุงูุนูุธูููู
ูFAHAB LII TAUBATAW WAGHFIR DZUNUUBIFAINNAKA GHOOFIRUN DZAMBIL ADZHIIMIMugi Tuhan paring taubat dumateng kula. Estu Tuhan kang ngapura agunge dosaSemoga Tuhan menerima taubat hamba, karena Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa yang amat besar***ุฐูููููุจูู ู
ูุซููู ุฃูุนูุฏูุงุฏู ุงูุฑููู
ูุงููููููุจู ููู ุชูููุจูุฉู ููุงุฐุงูุงูุฌููุงูููDZUNUBII MITSLA AโDAIDIR RIMAALIFAHAB LII TAUBATAN YA DZAL JALAALIDosa kula kados wedhi ing segara. Mugi gusti kersa nampi taubat kulaDosa hamba laksana pasir di lautan, maka terimalah taubatku Wahai dZat Yang Maha Agung***ููุนูู
ูุฑูู ููุงููุตู ููู ููููู ููููู
ูููุฐูููุจูู ุฒูุฆูุฏู ูููููู ุงุญูุชูู
ูุงููWA UMRII NAAQISHUN FII KULLI YAUMINWA DZAMBII ZAIDUN KAIFAHTIMAALISaben dinten dosa kula tambah umur suda. Kados pundi anggenipun kula nyanggaSetiap hari umurku berkurang sedangkan dosaku bertambah. Bagaimana hamba akan kaut memikulnya***ุฅููููู ุนูุจูุฏููู ุงูุนูุงุตูู ุฃูุชูุงููู
ูููุฑููุง ุจูุงูุฐููููููุจู ููููุฏู ุฏูุนูุงููILAHI ABDUKAL AASHI ATAAKAMUQIRROM BIDZUNUUBI WAQOD DAโAAKADuh Gusti kawula sowan dhateng Paduka. Sarana ngakeni dosa kelawan ndungaYa Tuhan, hamba-Mu yang penuh dengan kemaksiatan datang pada-Mu, dengan mengakui dosa-dosa hamba melalui doa kepada-Mu***ููุฅููู ุชูุบูููุฑู ููุฃูููุชู ููุฐูุง ุฃูููููููุฅููู ุชูุทูุฑูุฏู ููู
ููู ููุฑูุฌูู ุณูููุงููFAIN TAGHFIR FA ANTA LIDZAA AHLUNFAIN TATHRUD FAMAN NARJU SIWAAKAYen paring ngapura estu Gusti kuwasa. Yen mboten dingapura sinten pengajeng kulaHanya Engkaulah Dzat yang mampu memberikan keampunan, jika bukan Engkau, lalu kepada siapa lagi hamba berharapKata Bijak Bahasa JawaKata Bijak Mutiara Bahasa InggrisVideo Syair Doa Abu NawasDemikian sekelumit tentang kisah, cerita, sejarah dan syair Abu Nawas secara ringkas. Semoga dapat membuka wawasan bagi Anda. Dan menjadi materi baru pengenalan sosok jenaka yang telah lama terkenal di Timur Tengah. Dialah Abu Nawas seorang puitis dan penulis yang humoris. Semoga bermanfaat.